MatoaKita, Gerakan Separatisme, Ya?

Putri Sari Dewi

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sedikit bingung memulai tulisan perdana di blog ini. Sebaiknya dimulai dengan bercerita awal bagaimana blog ini dibuat dan siapa saja makhluk-makhluk di belakang layarnya. Bermula dari pertemuan kami bertiga dengan salah satu dosen yang katanya ingin mencari mahasiswa yang bisa mengelola website kampus. Ekspektasi kami, kami diinstruksikan untuk menulis random dalam website tersebut, berupa curahan keluhan dari mahasiswa perihal birokrasi kampus, atau dalam bentuk essai dan opini. Namun ternyata, kami lebih difokuskan untuk menulis ataupun melaporkan kegiatan seremonial kampus.

Menurut yang kami simak dari penuturan dosen tersebut, memang ada ruang untuk menuliskan kegalauan seperti ekspektasi kami di atas, tapi sepertinya itu belum bisa kami laksanakan. Hikmahnya, kami bertiga dan beberapa teman lain, lebih sering bertemu untuk berdiskusi. Kebanyakan isi diskusi kami memang ghibah menjelek-jelekan orang lain. Ngalor ngidul ndak karuan. Dari pembahasan marxisme, kapitalisme, ekonomi sampai perihal satpam yang sedang bercengkrama turut menjadi objek ghibah kami. Lalu munculah gagasan untuk mencari tempat diskusi di kampus, mengingat selama ini kami selalu diskusi di luar kampus. Maka pilihan kami adalah halaman di samping Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Dengan skill nguli yang di bawah standar, kami membuat meja dan kursi ala kadar. Saya sempat menyarankan untuk diskusi dengan konsep lesehan saja, agar lebih membumi gituloh, tapi sepertinya dua pria ini memiliki banyak waktu nganggur, entahlah, entah mereka yang rajin, atau agar terlihat rajin oleh gadis-gadis imut di kampus. Dasar modus!

Nama blog "MatoaKita" juga diambil dari pohon yang biasa kami sambangi. Mulanya blog dibuat dengan nama "MatoaFDK", namun sekali lagi, mas-mas ngganteng menolak, alasannya tidak merangkul semua golongan. Ah, macam mau bikin partai saja. Beberapa nama aneh muncul di benak saya seperti: Matoa Hitam, Matoa Coklat, Maju Bersama Grup. Yang terakhir kok kesannya seperti agen bus transportasi amatiran, ya?

Isi dari MatoaKita berupa celotehan, essai, opini, dan beberapa puisi. Tenang saja, blog ini bukan official blog online shop maupun gerakan separatisme. Apalagi doktrin aliran sesat. Tubuh kami masih belum kebal dari api neraka-Nya.

Lalu siapa saja yang ke depannya mengisi blog ini?

Pertama ialah Mauludin Wamoi. Bagi kamu mahasiswa FDK UIN Suska Riau pasti tidak lagi asing dengannya. Dia cukup menarik perhatian dengan rambut keriting dan kulit eksotis khas timur yang menggoda para dara Melayu. Pria manis berdarah Papua yang bercita-cita tua di kampus. Percayalah, bukan demi mencari ilmu, lebih kepada menyebarkan aliran sesat. Hahaha
Kedua, Muhammad Ihsan Yurin. Pemuda semester dua berwajah tua asal Perawang, insya Allah akan mengambil konsentrasi yang sama dengan saya dan Wamoi yakni jurnalistik. Saya masih belum terlalu mengenal pemuda ini. Yang saya tau, beliau diam-diam punya hobi memelihara kutu rambut.
Ketiga, Putri Sari Dewi. Mahasiswi jurnalistik yang cantik, baik, dan enerjik. Sekarang duduk di semester enam. Tidak terlalu banyak deskripsi untuk menggambarkan diri saya, yang jelas saya cantik. Titik!

MatoaKita juga akan memposting tulisan dari mahasiswa yang memiliki kegalauan perihal kampus berupa birokrasi, fasilitas, dosen, keresahan-keresahan, dan lain-lain. Tidak menutup kemungkinan juga untuk teman-teman non akademisi yang memiliki pemikiran dalam bentuk tulisan. Tulisan dapat dikirim ke email Matoafdk@gmail.com

Bicaralah, salurkan aspirasi. Baca, kemudian tulislah. Jangan takut salah, karena kebenaran mutlak hanya milik Allah.

Wassaalamualaikum.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wadin dan Sarung Hijau Lumut

Salahkah Aku

Dialog Warung Kopi