Dilan, Buku yang Kalau Mau Dibaca, Wajib Sebelum Menikah

Muhammad Ihsan Yurin


"Kamu itu masih umur 21 ngerti apa tentang nikah?" Sebelum membaca lebih jauh, pertanyaan ini pasti yang akan muncul dari benak sinis para haters mania saya di dunia maya. Eh, asal tau saja ya, saya itu ndak se-kuper itu. Gini-gini saya punya belasan bahkan puluhan teman yang sudah menikah. Dan mereka selalu ada dan berlipat ganda. Jadi, selalu ada kisah romantisme matrimoni yang mereka ceritakan kepada saya ketika kebetulan sedang ngopi bersama. Inlah yang menjadi bekal saya dalam menulis, dan insya Allah bekal saya di masa yang akan datang. Hehe.

Berikut ini beberapa alasan mengapa buku karya Pidi Baiq ini, buku yang katanya sebagai pesan satir terhadap kaum pedang agar mengerti cara menghadapi sifat sentimentil kaum sarung pedang, dilarang dibaca setelah menikah. 

Flashback yang Mengerikan

Untuk sekadar pemberitahuan, trilogi novel remaja non-fiksi ini selesai saya baca dalam tempo empat hari dengan jumlah lebih kurang seribu halaman (ada teman saya yang selesai dalam dua hari). Biasa saja, sih. Wong bukunya ringan dan mudah dipahami. Tidak seperti novel filsafat karya Jostein Garder itu. Mbulet dan harus dibaca perlahan-lahan agar terasa nikmatnya. Tapi masalahnya (yang juga jadi daya tariknya), kamu akan tenggelam dalam untaian cerita seakan-akan kamu adalah pelakunya. Apalagi bagi kamu yang begitu mengapresiasi kisah cinta masa sekolahmu dengan sangat baik.

Dalam perjalanan membaca, kamu akan berimajinasi, membayangkan dirimu adalah Dilan jika kamu laki-laki, dan Milea jika kamu perempuan. Atau sebaliknya jika kamu kesal terhadap takdir Tuhan. Sampai di sini, saya rasa tak kan ada masalah. Yang masalah adalah ketika kamu membayangkan mantan sebagai pasangan imajinasimu. Kalau saya sih, masih lajang. Walau punya pacar sekali pun, kalau mau putus, ya putus saja. Seminggu dua minggu juga akan lupa dengan kepedihan itu. Berbeda kasus jika kamu sudah menikah. Kamu mau ceraikan istrimu karena baper ingat mantan? Nangis saja lah, Jon!

Ketidaksanggupan Dalam Kejujuran

Saya ndak yakin kamu berani jujur ke mantan bahwa kamu lagi kangen dia setelah baca buku Dilan. Ini masih lajang, mentalitas petarungmu sudah kendur, apalagi kalau sudah menikah. Mau kena damprat mantan yang mungkin sudah nikah? Plus kalau ketahuan istri bakal kena lempar high heels atau minimal ndak dapat jatah lontong di malam takbiran?

Ketidaksanggupanmu untuk jujur ini juga bahaya bagi kesehatan. Berapa banyak kasus kematian akibat menahan kemarahan yang muncak sampai ke ubun-ubun? Kangen yang berlebihan juga mirip kemarahan, kan? Ahh, mantanku!

Raut Tangis Membanjiri Wajah

Raut bukan tangisan. Raut adalah mimik. Ya, mimik wajahmu akan berhari-hari dirundung mendung. Dan yang pasti, akan membuat istrimu curiga. Sedih kenapa? Ya, apalagi kalau bukan penyesalanmu ditinggal atau meninggalkan mantan.

Berbeda halnya dengan yang sudah menikah, lajang seperti saya ini paling banter dicurigai orangtua. "Kamu kenapa wajahnya murung terus? Sakit?" Saya paling cuma akan jawab, "Iya Bu, habis diubek-ubek novel."

Efek Mariyuana
 
Bagi kamu yang pernah merasakan daun kering terlarang ini, walaupun sekali, kamu pasti tahu bagaimana kenikmatan malas yang didapatkan. Ya, walaupun ada efek pada beberapa orang justru sebaliknya alias makin aktif ketika mencapai titik sengok. Tapi kebanyakan adalah menjadi malas dan diam dalam kenikmatan imajinasi.

Setelah selesai ataupun masih dalam tahap membaca, kamu pasti akan rasakan efek mariyuana ini. Kamu akan malas bergerak. Lebih memilih seharian di tempat tidur sambil menatap langit-langit rumah. Melepas dunia nyata dan tunduk pada alam fikiran masa lalu yang ditarik kembali ke masa sekarang.

Akan tetapi, berbeda dengan mariyuana yang akan klop dipadukan dengan musik reggae, efek membaca buku Dilan lebih nikmat jika dibarengi mendengarkan musik "cinta instrumental". Misalnya instrumen-instrumen ciptaan Yiruma, pemain piano asal Jepang itu.

Tentu ini bahaya, bisa-bisa kamu cuti dalam bekerja hanya demi leyeh-leyeh di tempat tidur. Selain akan membuat istrimu curiga, bos tempatmu bekerja juga akan marah. Seperti yang saya bilang di atas, efek ini berhari-hari. Dan kamu akan cuti berhari-hari? Kerjaanmu mesti amburadul, Mas!

***

Percaya atau tidak, semua kegalauan itu memang saya rasakan. Entah saya yang terlalu berlebihan dalam masa bermadu kasih selama di sekolah, atau saya yang belum bisa sepenuhnya melupakan mantan. Entahlah. Saya jadi pengen meng-aliansikan seluruh mantan untuk kemudian semuanya saya nikahi. Kebetulan juga, mantan saya cuma empat. Jadi tak melanggar apapun, kan?

Mantan, oh mantan!

Buku sialan!



Komentar

  1. jadi bagaimana dengan mereka yang tak punya mantan ? apakah efeknya akan sama

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wadin dan Sarung Hijau Lumut

Salahkah Aku

Dialog Warung Kopi